Minggu, 18 Agustus 2013
AKU DAN MAMAK
Pagi itu aku pulang sekolah lebih awal,
karena memang minggu ini kami
menjalani ujian semester 2 untuk
kenaikan kelas 3 SMU. Sesampai
dirumah nampak sebuah mobil sedan
putih parkir didepan rumah. Siapa ya ?
dalam hatiku bertanya. Padahal mama
hari ini jadwalnya tennis. Untuk
menghilangkan penasaranku segera
kumasuki rumah. Ternyata di ruang
tamu ada mama yang sedang
berbincang dengan tamunya. Mama
masih menggunakan pakaian olah
raganya, sedangkan tamu itu masih
berpakaian kerja dan berdasi.
“Sudah pulang sekolahnya ya sayang”
Tanya mama padaku.
“Oh iya, ini perkenalkan om Ari relasi
bisnis papamu, kebetulan pulang tennis
tadi ketemu, jadi mama diantar pulang
sekalian”. Kami saling berjabat tangan
untuk berkenalan. Mereka kutinggalkan
masuk kekamarku untuk berganti baju
seragam sekolah. Aku adalah anak
kedua dari dua bersaudara. Kakakku
perempuan melanjutkan sekolah SMU-
nya di kota “M” dan tingalnya indekost
disana. Alasannya karena mutu
sekolahnya lebih baik dari yang ada
dikotaku ( padahal daripada tidak naik
kelas dan jadi satu kelas denganku ).
Jadi tinggal aku sendirian yg menemani
mamaku, karena papa sering pergi ke
luar kota untuk melakukan kegiatan
bisnisnya.
“Indra, tolong kesini sebentar sayang.”
tiba-tiba terdengar suara mama
memanggilku. “Ya ma !” aku segera
beranjak untuk menemui mama di ruang
tamu.
“Om Ari mau minta tolong di belikan
rokok ke warung sayang” pinta mama.
Aku segera mengambil uang dan
beranjak pergi ke warung untuk beli
rokok. Sepulangnya dari warung tidak
kutemui mama maupun om Ari di ruang
tamu, padahal mobil om Ari masih parkir
di depan rumah. Rokok kuletakkan di
meja tamu lalu kutinggalkan kembali ke
kamarku. Melewati kamar mama
nampak pintu sedikit terbuka. Dengan
rasa penasaran kuintip melalui celah
pintu yang terbuka tadi. Didalam kamar
nampak pemandangan yang membuat
jantungku berdegup kencang dan
membuatku sering menelan ludah.
Nampak mama yang telanjang bulat
tidur di atas ranjang dengan om ari
menindih dan mengulum payudara
mama tanpa menggunakan celana lagi.
Dengan gerakan teratur naik turun
menyetubuhi mamaku. Sambil
mengerang dan meggeleng ke kiri dan
kekanan, nampak mamaku menikmati
puncak dari birahinya. Tak lama
kemudian nampak om Ari mengejang
dan rubuh diatas pelukan mama.
Mungkin sudah mengalami orgasme.
Tanpa sengaja dengan wajah kelelahan
mama melihat kearah pintu tempat aku
mengintip dan mebiarkan aku berlalu
untuk kembali ke kamarku.
Sesampainya di dalam kamar pikiranku
berkecamuk membayangkan
pemandangan yang baru kulihat tadi.
Takterasa tanganku melakukan
aktifitas di penisku hingga
mengeluarkan cairan yang membuatku
merasakan kenikmatan sampai aku
tertidur dengan pulas. Malam harinya
aku belajar untuk persiapan ujian besok
pagi. Tiba tiba pintu kamar terbuka.
“Sedang belajar ya sayang” nampak
mama masuk kekamarku menggunakan
daster tidur.
“Iya ma, untuk persiapan ujian besok
pagi” mamaku duduk di ranjangku yang
letaknya dibelakang meja belajarku.
“Kamu marah sama mama ya ?” tiba
tiba mama memecahkan keheningan.
“Kenapa harus marah ma ?” tanyaku
heran.
“Karena kamu sudah melihat apa yang
mama lakukan dengan om ari siang
tadi”.
“Enggak ma, memangnya om Ari telah
menyakiti mama ?” aku balik bertanya.
“Enggak, malah om Ari telah
memberikan apa yang selama ini tidak
mama dapatkan dari papamu. Papamu
kan sering keluar kota, bahkan mama
dengar papamu punya istri muda lagi.”
“Kenapa mama diam saja ?” tayaku.
“Yang penting bagi mama segala
keperluan kita terpenuhi, mama tidak
akan mempermasalahkan itu.”
“Kamu mau membantu mama sayang ?”
tiba tiba mama memelukku dari
belakang. Dapat kurasakan
payudaranya yang ukurannya sedang
menempel di punggungku.
“Menolong apa ma ?” jawabku dengan
suara bergetar dan sesekali menelan
ludah.
“Memberikan apa yang selama ini tidak
mama dapatkan dari papamu.”
“Tapi, aku kan anakmu?”
“Kamu kan laki-laki juga, jadi kalau kita
sedang melakukannya jangan berpikir
kalau kita ini adalah ibu dan anak.”
sambil berkata begitu tiba tiba mamaku
sudah memegang batang penisku yang
sudah menegang dari tadi.
“Wow, ternyata punyamu besar juga ya”
goda mamaku, aku jadi tersipu malu.
Tiba tiba mamaku mengeluarkan
penisku dari celana pendek yang
kupakai, kepalanya mendekati penisku
dan memasukkannya ke dalam
mulutnya. Sambil mengocok ngocok dan
memainkan lidahnya di ujung penisku.
Kurasakan kenikmatan yang belum
pernah kurasakan, tiba tiba “crot…
crot. .” keluar cairan kenikmatan yang
langsung ditampung mulut mama. “Yah,
sudah keluar deh, padahal mama belum
kebagian” kata mamaku sambil
menelan cairan sperma yang ada dalam
mulutnya. Aku jadi malu sendiri,
maklum
yang pertama kali kulakukan.
“Pindah ke ranjang yuk” ajak mamaku
sambil berdiri menuju ranjangku. Aku
ngikut aja bagai kerbau yang dicocok
hidungnya. Mamaku tidur terlentang
diatas ranjang masih menggunakan
dasternya. Ketika kakinya diangkat
agak ditekuk tampak mem*k mamaku
yang dikelilingi bulu halus itu terbuka.
Ternyata mamaku tidak memakai
celana dalam dibalik dasternya.
Membuat dadaku jadi berdebar debar
melihat pemandangan yang indah itu.
“Ayo kesini!” kata mamaku sambil
menarik turun celana kolor yang aku
pakai. Dasar si kecilku nggak bisa
melihat barang aneh, langsung
terbangun lagi.
“Nah, itu sudah bangun lagi.” seru
mamaku. Kudekati bagian pangkal paha
mamaku, tercium olehku aroma yang
keluar dari mem*k mamaku yang
membuaku makin terangsang. Sambil
perlahan kusibak belahan lobang
kenikmatan yang didalamnya berwarna
merah jambu itu. Kujilat cairan yang
keluar dari dalamnya, nikmat rasanya.
“Teruskan indra, jilati bagian itu” lenguh
mamaku yang merasakan kenikmatan.
Kujilat dan terus kuhisap cairan yang
keluar sampai tak bersisa. Setelah
sekian lama bermain didaerah vagina
mamaku, kuangkat kepalaku dari
jepitan paha mamaku. Kulihat mamaku
sudah tergolek tanpa selembar
benangpun yang menutupi tubuhnya.
Mungkin waktu asyik bermain dibawah
tadi, mamaku mulepaskan daster yang
dikenakannya. Kubuka kaos yang
sedang kupakai, sehingga kami sama-
sama dalam keadaan telanjang bulat.
Kudekati tubuh mamaku sambil
perlahan lahan kutindih sambil
menghujani ciuman ke bibir mamaku.
Kami berciuman sambil memainkan
payudara mamaku, kuremas remas dan
kupuntir puting payudara yang dulu
menjadi sumber makananku pada waktu
masih bayi. Tangan mamaku sudah
memegang batang penisku dan
dibimbingnya kearah lobang
kenikmatannya yang sudah basah.
“Tekan sayang…” pinta mamaku.
Dengan ragu-ragu kutekan penisku dan
bless menancap masuk ke lobang
vagina mamaku yang sudah licin.
Oh..nikmatnya, sambil kutarik keluar
masuk kedalam lobang kenikmatan itu.
Desahan napas mamaku semakin
membuat aku terpacu untuk
mempercepat irama pemompaan
batang penisku kedalam lobang
kenikmatan mamaku. Tak lama
kemudian…
“Oh, aku sudah sampai sayang, kamu
benar benar hebat”. Terasa lobang
kenikmatan mamaku bertambah basah
oleh cairan yang keluar dari dalam dan
menimbulkan bunyi yang khas seirama
keluar masuknya batang penisku. Tiba-
tiba mama mencabut batang penisku,
padahal sedang keras-kerasnya.
“Sebentar ya sayang, biar ku lap dulu
lobangya, sambil kita rubah posisi.”
Disuruhya aku telentang dengan batang
penis yang tegak hampir menyentuh
pusarku. Mamaku jongkok tepat diatas
batang penisku. Sambil membimbing
batang penisku memasuki lobang
kenikmatan yang sudah mongering
karena di lap dengan ujung kain daster,
ditekannya pantat mamaku hingga
bless, kembali si kecilku memasuki goa
kenikmatan mamaku, meskipun agak
seret tapi rasanya lebih enak, sambil
perlahan lahan diangkatnya naik turun
pantat mamaku, yang membuat aku jadi
tambah merem melek. Lama kelamaan
jadi tambah licin dan membuat semakin
lancarnya batang penisku untuk keluar
masuk. Semakin cepat irama naik
turunya pantat mamaku, tiba tiba
tanganya mencengkeram kuat dadaku
dan… “Aku sudah sampai lagi sayang”
desah mamaku. Tubuhnya melemah dan
menghentikan irama naik turun
pantatnya. Tubuhnya mengelosor
telentang disampingku, dan
membiarkan batang penisku masih
tegak berdiri. ” Aku sudah tidak sanggup
lagi sayang, terseah mau kamu
apain saja ” kata mamaku pelan. Aku
hadapkan mamaku kekiri, sambil
kuangkat kaki kanannya hingga nampak
tonjolan lobang vaginanya mulai
terbuka. Kumasukkan batang penisku
lewat belakang sambil perlahan lahan
ku pompa keluar masuk kedalamnya.
Irama pemompaanku makin lama makin
kupercepat sampai akhirnya tubuhku
mengejang hendak mengeluarkan
peluru cairan dari lobang penisku, dan
crot…crot…crot muntahlah lahar dari
lobang penisku. Bersamaan dengan itu
mamaku mengerang lemah ” Oh sayang,
aku keluar lagi “. Batang peniskupun
melemah, dan keluar dengan sendirinya
dari lobang petualangan. Kamipun
tertidur pulas dalam keadan telanjang
bulat sambil berpelukan ( kaya
telletubis aja ). Pagi harinya aku
terbangun dengan keadaan segar,
mamaku sudah tidak ada disampingku.
Ku ambil handuk dan kulilitkan
menutupi kemaluanku menuju ke kamar
mandi. Di ruang makan aku berpapasan
dengan mama yang sudah segar bugar
habis mandi. Kudekati mamaku dan
kucium pipinya dengan mesra, aroma
sabun mandi tercium dari tubuh
mamaku. ” Semalam kamu hebat
sayang, untuk itu mama siapkan telor
setengah matang dan susu hangat untuk
memulihkan lagi staminamu ” bisik
mamaku lembut. Sambil duduk dengan
hanya dililit oleh handuk kuminum susu
hangat dan kumakan dua butir telur
setengah matang dengan kububuhi
merica bubuk dan garam. Mamaku
mendampingiku berdiri disampingku,
karena tercium aroma segar sabun
mandi membuat birahiku jadi naik.
Perlahan lahan batang penisku berdiri
menyibak lilitan handuk yang
menutupinya. Mamaku terseyum
melihat kejadian itu, sambil
dipegangnya batang penisku berbisik ”
Nanti siang aja sepulang kamu dari
sekolah kita lakukan lagi “. Dengan
kecewa aku beranjak menuju kamar
mandi untuk bersiap siap ujian semester
di hari terakhir. Tak sabar rasanya untuk
segera menyelesaikan ujian hari ini,
agar bisa berpetualang penuh
kenikmatan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar