Sekeluarga
Ayu, Adik iparku yang masih SMU
Aku punya adik ipar, Ayu namanya.
Orangnya cantik, masi di SMU. Bodinya
proporsional, gak toge tapi tocil juga
enggak. Pinggulnya rada gede juga
sehingga kalo liat dia jalan pake jins
ketat dari blakang, goyangan pantatnya
merangsang juga. Yang lebi merangsang
lagi, Ayu punya kumis halus diatas bibir
mungilnya. Pasti jembutnya rimbun deh,
dan yang lebi penting lagi napsunya
besar. Aku gak tau napa kok dia dikirim
ortunya ke tempat kakaknya (istriku)
untuk melanjutkan sekolahnya, padahal
dia baru kelas 1. Biasanya kalo dah lulus
SMU ya mo nerusin skolah pindah bisa
dimengerti. Aku gak banyak nanya ke
istri tentang kepindahan Ayu
kerumahku. Yang aku tau, Ayu tu bukan
adik kandung istri tapi dia diangkat anak
oleh mertuaku sejak kecil, dan sudah
dianggap sebagai anak sendiri. Istriku
kerja sebagai tenaga marketing suatu
perusahan asing sehingga sering sekali
mendapat tugas keluar kota, sedang
aku bekerja sebagai konsultan
freelance, sehingga banyak melakukan
pekerjaan dari rumah saja. Ketempat
klien kalo diperlukan saja. Ya gak apa si,
itung2 aku jadi penunggu rumah.
Makanya aku seneng banget ketika Ayu
tinggal dirumahku. Aku membantu
mengurus kepindahan Ayu ke SMU yang
deket dengan rumahku, repot juga
birokrasinya, tapi dengan sedikti pelicin
semuanya akhirnya beres dan Ayu
diterima disekolah tersebut dan boleh
langsung masuk. Baru 2 hari Ayu
dirumah, istriku dapet tugas keluar kota
lagi ke Sulawesi sehingga makan waktu
2 mingguan. Ya namanya tugas, harus
dilaksanakan, baeknya kami belon
punya anak, sehingga aku gak repot
kalo ditinggal2 seperti itu. aku terbiasa
mengurus rumahtangga, karena sejak
dulu aku selalu hidup sendiri. Sore itu,
Ayu aku ngajak ngobrol di sofa. Dia pake
celana pendek yang pendek banget dan
tanktop, kayanya gak pake bra,
sehingga toketnya bergerak mengikuti
gerakan badannya. Merangsang juga ni
anak. Aku nanya kenapa kok dia pindah
ketempatku. “Mangnya mas gak tau
ya”, kata Ayu. “Aku gak nanya kakakmu
Yu, dia juga gak crita apa2 ke aku, cuma
bilang kamu mo pindah skolah kesini ja”.
“ayu malu ni mas critanya”. “Napa malu,
aku kan masmu sendiri”. “aku maen ma
om tetangga rumah mas”. “Wah, enak
dong si om dapetin kamu”. “Ah mas, Ayu
serius ni”. “Ya terus?” “Si
om juga yang mrawanin Ayu, tapi enak,
makanya Ayu jadi ketagihan terus deh
maen ma si om”. “Kamu maennya
dimana Yu’. “Mula2 dirumah si om,
waktu tantenya lagi pergi. Dah gitu suka
janjian ketemuan di mal, trus cek in ke
motel, waktu ayu pulang skolah”.
“maennya brapa ronde kalo dimotel”.
“Karna gak bisa lama2 ya cuma 2 ronde,
kan mesti pulang sore Ayu nya”. “Gak
perna sampe nginep ya Yu”. Perna mas,
si om bohong ma tante katanya mo
pergi keluar kota, padahal cek in ma Ayu
di hotel semalem. Ayu bilang ma bonyok
nginep dirumah temen. Wah si om napsu
banget maennya dihotel, ampe 4 ronde
mas”. “Wah mas jadi kringeten neh
ngebayangin Ayu maen ma si om”. “Kok
ngebayangin si mas”. “La iya lah, kamu
critanya napsuin gitu”. “Trus mas
ngaceng ya” “La iya lah, lelaki mana
yang gak ngaceng kalo dengerin Ayu
crita lagi maen. Trus kenapa kok Ayu
disuru ketempat mas ma kakak?”
“Ketauan juga mas ma bonyok. Ada
yang bilang dia liat Ayu ma si om
gandengan di ml. Ya udah deh, Ayu gak
bisa ngelit lagi. Heboh juga karena
bonyok mengcounter si om. Baiknya bisa
didamein, tadinya bokap mo bawa kasus
ini ke polisi segala. Baeknya enggak”.
“Kadung malu, makanya Ayu disuru ke
tempat mas ma kakak. Mas masi
kringeten?” tanyanya sambil tertawa,
manis sekali ni akan, seksi lagi cuma
celana pendek banget dan tanktop
tanpa bra. “Mas, dah nikah segini lama
kok gak punya anak si, mas gak bisa ya”.
“Enak aja, mo mas buktiin ma kamu kalo
mas bisa?” jawabku membuka front.
“Mangnya mas brani ngelakuin ma
Ayu?” “Napa enggak, kalo Ayunya mau
tapi”. Ayu diem saja. “Mau gak Yu, aku si
mau banget lo”. “Gak enak ma kakak
mas”. “Ya tapi kakakmu tu kerjanya
kluar kota terus, mas ditinggal sendiri
terus, gimana mo bikin anak kan”.
“Kacian, mas kesepian ya, kan skarang
ada Ayu yang nemenin”. Dia duduk
merapat ke aku. “Mau ya Yu”, kataku
sambil mengelus pipiku. Ayu noleh ke
aku, aku tidak menyia2kan kesempatan
ini, perlahan tapi pasti aku mengecup
bibir mungilnya. Ayu membiarkan aku
mengulum2 bibirnya, kemudian ciuman
kuarahkan ke lehernya, terus menyusur
kepipinya. Tubuhnya bergeser makin
merapat, bibirnya kulumat lagi dengan
lembut. Sambil kunikmati lidahnya yang
menjelajah di mulutku, tangan
kuslusupkan kedalam tanktopnya dan
meremas lembut toketnya yang masih
terbungkus bra. Ohh.., toketnya
ternyata tercakup seluruhnya dalam
tanganku. Dan ayu rasanya sudah tidak
kuat menahan gejolak napsunya,
padahal baru awal pemanasan. “Kamu
dah pengen ya Yu”. “Iya mas, dah lama
rasanya ayu gak ngerasain nikmat lagi”.
“Mau kan aku kasi kenikmatan”. “Mau
banget mas”. Bibirku mulai meneruskan
jelajahannya, sambil melepaskan
tanktopnya, lehernya kukecup, kujilat
kadang kugigit lembut. Sambil tanganku
terus meremas- remas toketnya.
Kemudian tanganku menjalar ke
punggungnya dan melepas kaitan
branya sehingga toketnya bebas
dari penutup. Bibirku terus menelusur di
permukaan kulitnya. Dan mulai pentil
kirinya tersentuh lidahku dan kuhisap.
Terus pindah ke pentil kanan. Kadang-
kadang seolah seluruh toketnya akan
kuhisap. Dan tangan satuku mulai turun
dan memainkan pusernya, membuat ayu
merasa geli tapi nikmat, napsunya
makin berkobar karena elusan
tanganku. Kemudian tanganku turun lagi
dan menjamah selangkangannya.
memeknya yang pasti sudah basah
sekali. Lama hal itu kulakukan sampai
akhirnya aku kemudian membuka
ristsluiting celana pendeknya dan
menarik celananya ke bawah. Tinggalah
CD mininya yang tipis yang
memperlihatkan jembutnya yang lebat,
saking lebatnya jembutnya muncul di
kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini
itu. jembutnya lebih terlihat jelas
karena CDnya sudah basah karena
cairan memeknya yang sudah banjir.
Kubelai celah memeknya dengan
perlahan. Sesekali jariku menyentuh i
tilnya’ karena ketika dielus pahanya
otomatis mengangkang agar aku bisa
mengakses daerah memeknya dengan
leluasa. kemudian CDnya yang sudah
basah itu kulepaskan. Ayu mengangkat
pantatnya agar aku bisa melepas
pembungkus tubuhnya yang terakhir.
Jariku mulai sengaja memainkan i tilnya.
Dan akhirnya jariku itu masuk ke dalam
memeknya. bibirku terus bergantian
menjilati pentil kiri dan kanan dan
sesekali kuhisap dan terus menjalar ke
perutnya. Dan akhirnya sampailah ke
memeknya. Kali ini kucium jembutnya
yang lebat dan bibir memeknya kubuka
dengan dua jari. Dan
akhirnya kembali memeknya kumainkan
dengan bibirku, kadang bibirnya kuhisap,
kadang i tilnya, akhirnya lidahku masuk
di antara kedua bibir memeknya sambil
menghisap i tilnya. Hanya dalam
beberapa menit ayu benar-benar tak
tahan. Dan.. Ayu mengejang dan dengan
sekuatnya ayu berteriak sambil
mengangkat pantatnya supaya
merapatkan i tilnya dengan mulutku, dia
meremas-remas rambutku. Aku terus
mencumbu memeknya, belum puas aku
memainkan memeknya hingga
napsunya bangkit kembali dengan
cepat. “Mas, Ayu sudah pengen dientot.”
katanya memohon sambil membuka
pahanya lebih lebar. Aku pun bangkit,
mengangkat badannya yang sudah
lemes dan kubawa ke kamar. Ayu
kubaringkan di ranjang dan aku mulai
membuka baju, kemudian celana. Ayu
terkejut melihat kontolku yang besar
dan panjang nongol dari bagian atas
CDku. Kemudian aku juga melepas
CDku. “Mas, gede banget ****** mas,
mana panjang lagi”. “Mana gedean ma si
om?”
“gedean mas lah”. Sementara itu ayu
terbaring menunggu. kontolku yang
besar dan panjang dan sudah maksimal
ngacengnya, tegak hampir menempel ke
perut. Ayu merinding apakah muat
****** segitu besarnya di memeknya.
Dan saat aku pelan-pelan menindihnya,
ayu membuka pahanya makin lebar,
rasanya tidak sabar memeknya
menunggu masuknya kontolku yang
extra gede itu. Ayu pejamkan mata. Aku
mulai mendekapnya sambil terus
mencium bibirnya, bibir memeknya
mulai tersentuh ujung kontolku.
Sebentar kuusap-usapkan dan pelan
sekali mulai kurasakan bibir memeknya
terdesak menyamping. Terdesak
****** besarku itu. Ohh, benar benar
kurasakan penuh dan sesak liang
memeknya dimasuki kontolku. Ayu
menahan nafas. Mili per mili. Pelan
sekali terus masuk kontolku. Ayu
mendesah tertahan karena rasa yang
luar biasa nikmatnya. Terus..
Terus..Akhirnya ujung kontolku
menyentuh bagian dalam memeknya,
maka secara refleks Ayu merapatkan
pahanya, aku terus menciumi bibir dan
lehernya. Dan tanganku tak henti- henti
meremas-remas toketnya. ******
besarku mulai kuenjotkan halus dan
pelan. supaya ayu tidak kesakitan. Ayu
benar benar cepat terbawa ke puncak
nikmat yang belum pernah dia alami.
Nafasnya cepat sekali memburu,
terengah-engah. Ayu benar benar
merasakan nikmat luar biasa
merasakan gerakan ****** besar ku.
Maka hanya dalam waktu yang singkat
ayu makin tak tahan. aku tahu bahwa
ayu semakin hanyut. Maka makin gencar
aku melumat bibir dan lehernya, dan
remasan di toketnya makin kuat.
Dengan tusukan kontolku yang agak
kuat dan kupepet i tilnya dengan
menggoyang goyangnya, ayu
menggelepar, tubuhnya mengejang,
tangannya mencengkeram kuat-kuat
sekenanya. memeknya menegang,
berdenyut dan mencengkeram kuat-
kuat, benar-benar puncak kenikmatan
yang belum pernah dia alami. ayu benar
benar menerima kenikmatan yang luar
biasa. Ayu tak ingat apa-apa lagi kecuali
kenikmatan dan kenikmatan. “Mas, Ayu
nyampe maas”, teriaknya. Setelah
selesai, pelan pelan tubuhnya lunglai,
lemas. dua kali ayu nyampe dalam
waktu relatif singkat, aku membelai
rambutnya yang basah keringatan. Dia
membuka matanya, aku
tersenyum dan menciumnya lembut
sekali, tak henti hentinya toketnya
kuremas-remas pelan. Tiba tiba,
serangan cepat bibirku melumat
bibirbya kuat dan diteruskan ke leher
serta tanganku meremas- remas
toketnya lebih kuat. Napsunya naik lagi
dengan cepat, saat kembali aku
mengenjotkan kontolku semakin cepat.
Uhh, sekali lagi ayu nyampe, yang hanya
selang beberapa menit, dan kembali ayu
berteriak lebih keras lagi. Aku terus
mengenjotkan kontolku dan kali ini aku
ikut menggelepar, wajahku
menengadah. Satu tanganku
mencengkeram lengannya dan satunya
menekan toketnya. Ayu makin meronta-
ronta tak karuan. Puncak kenikmatan
diikuti semburan peju yang kuat di
dalam memeknya, menyembur berulang
kali. Oh, terasa banyak sekali peju
kental dan hangat menyembur dan
memenuhi memeknya, hangat sekali
dan terasa sekali peju yang keluar
seolah menyembur seperti air yang
memancar kuat. Setelah selesai, aku
memiringkan tubuh
dan tanganku tetap meremas lembut
toketnya sambil mencium wajahnya.
Ayu senang dengan perlakuanku
terhadapnya. “Yu, kamu luar biasa,
memekmu peret dan nikmat sekali”,
pujiku sambil membelai dadanya. “Mas
juga hebat. Bisa membuat Ayu nyampe
beberapa kali, dan baru kali ini Ayu bisa
nyampe dan merasakan ******
raksasa. Hihi..” “Jadi kamu suka dengan
kontolku?” godaku sambil
menggerakkan kontolku dan membelai
belai wajahnya. “Ya mas, ****** mas
nikmat, besar, panjang dan keras
banget” jawabnya jujur. “Enak mana
mas, ngen totin kakak apa ngen totin
Ayu”. “Nikmat ma kamu Yu, memek
kamu peret banget”. “Mangnya memek
kakak gak perert, kan kakak belon
punya anak”. “Gak tau deh, aku puas
banget ngen totin kamu”. “Ya udah, mas
ngen totin Ayu ja kalo kakak kluar
kota”. Aku tidak langsung mencabut
kontolku, tapi malah mengajak
mengobrol sembari kontolku makin
mengecil. Dan tak henti- hentinya aku
mencium, membelai rambutnya dan
yang paling aku suka membelai
toketnya. Ayu merasakan pejuku yang
bercampur dengan cairan memeknya
mengalir keluar. Setelah cukup
mengobrol dan saling membelai, pelan-
pelan ****** kucabut sambil
menciumnya lembut sekali. Benar benar
ayu terbuai dengan perlakuanku. Ayu
tertidur dalam pelukanku, sepertinya
dia merasa nyaman dan benar-benar
terpuaskan dan merasakan apa yang
selama ini hanya dibayangkan saja. Ayu
bangun masih dalam pelukanku. “Kamu
tidur nyenyak sekali, Yu”, kataku sambil
membelai rambutnya. Kurang lebih
setengah jam kami berbaring
berdampingan. Aku lalu mengajaknya
mandi. Kubimbing ayu ke kamar mandi,
saat berjalan ayu merasa masih ada
yang mengganjal memeknya dan
ternyata masih ada peju yang mengalir
di pahanya, saking banyaknya aku
mengecretkan peju di dalam
memeknya. Dalam bathtub yang berisi
air hangat, ayu duduk di atas pahaku.
Aku mengusap-usap menyabuni
punggungnya, dan ayupun menyabuni
punggungku. Aku memeluknya sangat
erat hingga dadaku menekan toketnya.
Sesekali ayu menggeliatkan badannya
sehingga pentilnya bergesekan dengan
dadaku yang dipenuhi busa sabun.
pentilnya semakin mengeras. Pangkal
pahanya yang terendam air hangat
tersenggol2 kontolku. Hal itu
menyebabkan napsunya mulai berkobar
kembali. Ayu kutarik sehingga
menempel lebih erat ke tubuhku. Aku
menyabuni punggungnya. Sambil
mengusap- usapkan busa sabun,
tanganku terus menyusur hingga
tenggelam ke dalam air. Aku mengusap-
usap pantatnya dan kuremasnya.
kontolku pun mulai ngaceng ketika
menyentuh memeknya. Terasa bibir luar
memeknya bergesekan dengan
kontolku. Dengan usapan lembut, aku
terus menyusuri pantatnya. Aku
mengusap beberapa kali hingga ujung
jariku menyentuh lipatan daging antara
lubang pantat dan memeknya. “Mas
nakal!” desahnya sambil menggeliat
mengangkat pinggulnya. Walau
tengkuknya basah, ayu merasa bulu
roma di tengkuknya meremang akibat
nikmat dan geli yang mengalir dari
memeknya. Ayu menggeliatkan
pinggulnya. Aku mengecup lehernya
berulang kali sambil
menyentuh bagian bawah bibir
memeknya. Tak lama kemudian,
tanganku semakin jauh menyusur
hingga akhirnya mengusap2 lipatan bibir
luar memeknya. Aku berulang kali
mengecup lehernya. Sesekali kujilat,
sesekali kugigit dengan gemas.
“Aarrgghh.. Sstt.. Sstt..” rintihnya
berulang kali. Lalu ayu bangkit dari
pangkuanku. Ayu tak ingin nyampe
hanya karena jari yang terasa kesat di
memeknya. Tapi ketika berdiri, kedua
lututnya terasa goyah. Dengan cepat
aku pun bangkit berdiri dan segera
membalikkan tubuhnya. Aku tak ingin
ayu terjatuh. Aku menyangga
punggungnya dengan dadaku. Lalu
kuusapkan kembali cairan sabun ke
perutnya. Aku menggerakkan tangan
keatas, meremas dengan lembut kedua
toketnya dan pentilnya kujepit2 dengan
jempol dan telunjuk. Pentil kiri dan
kanan kuremas bersamaan. Lalu aku
mengusap semakin ke atas dan berhenti
di lehernya. “Mas, lama amat
menyabuninya” rintihnya sambil
menggeliatkan pinggulnya. Ayu
merasakan kontolku semakin keras dan
besar. Hal itu dapat dirasakannya
karena kontolku makin dalam terselip di
pantatnya. Tangan kirinya segera
meluncur ke bawah, lalu meremas biji
pelerku dengan gemas. Aku
menggerakkan telapak kanan ke arah
pangkal pahanya. Sesaat aku mengusap
usap jembut lebatnya, lalu mengusap
memeknya berulang kali. Jari
tengahku terselip di antara kedua bibir
luar memeknya. Aku mengusap
berulang kali. i tilnya pun menjadi
sasaran usapanku. “Aarrgghh..!”
rintihnya ketika merasakan kontolku
makin kuat menekan pantatnya. Ayu
merasa lendir membanjiri
memeknya.Ayu jongkok agar
memeknya terendam ke dalam air.
Dibersihkannya celah diantara bibir
memeknya dengan mengusapkan 2
jarinya. Ketika menengadah ayu melihat
kontolku telah berada persis
didepannya. kontolku telah ngaceng
berat. “Mas, kuat banget sih, baru aja
ngecret di memek Ayu sekarang sudah
ngaceng lagi”, katanya sambil meremas
kontolku, lalu diarahkan ke mulutnya.
Dikecupnya ujung kepala kontolku.
Tubuhku bergetar menahan nikmat
ketika ayu menjilati kepala kontolku.
Aku meraih bahunya karena tak
sanggup lagi menahan napsu. Setelah
ayu berdiri, kaki kirinya kuangkat dan
kuletakkan di pinggir bath tub. Ayu
kubuat menungging sambil memegang
dinding di depannya dan aku
menyelipkan kepala kontolku ke celah
di
antara bibir memeknya. “Argh,
aarrgghh..,!” rintihnya. Aku menarik
kontolku perlahan-lahan, kemudian
mendorongnya kembali perlahan-lahan
pula. Bibir luar memeknya ikut
terdorong bersama kontolku. Perlahan-
lahan menarik kembali kontolku sambil
berkata “Enak Yu?” “Enaak banget
mas”. Aku mengenjotkan kontolku
dengan cepat sambil meremas bongkah
pantatnya dan tanganku satunya
meremas toketnya. “Aarrgghh..!”
rintihnya ketika merasakan kontolku
kembali menghunjam memeknya. Ayu
terpaksa berjinjit karena kontolku
terasa seolah membelah memeknya
karena besarnya. Terasa memeknya
sesek kemasukan kontolku yang besar
dan panjang itu. Aku dengan erat
mememegang pinggulnya dan
mengenjotkan kontolku keluar masuk
dengan cepat dan keras. Terdengar
‘cepak-cepak’ setiap kali pangkal
pahaku berbenturan dengan pantatnya.
“Aarrgghh.., aarrgghh..! Mas.., Ayu
nyampe..!” Ayu lemas ketika nyampe
lagi untuk kesekian kalinya. Aku juga
tidak dapat menahan pejuku lebih lama
lagi. “Aarrgghh.., Yu”, kataku sambil
menghunjamkan kontolku sedalam-
dalamnya. “Mas.., sstt, sstt..” katanya
karena berulangkali merasa tembakan
pejuku dimemeknya. “Aarrgghh.., Yu,
enaknya!” bisikku ditelinganya. “Mas..,
sstt.., sstt..! Nikmat sekali ya dientot
mas”, jawabnya karena nikmat ketika
dia nyampe. aku masih mencengkeram
pantatnya sementara kontolku masih
nancep dimemeknya. Beberapa saat
kami diam di tempat dengan kontolku
yang masih menancap di memeknya.
Kemudian aku membimbingnya ke
shower, menyalakan air hangat dan
kami berpelukan mesra dibawah
kucuran air hangat. Setelah selesai aku
keluar duluan, sedang ayu masih
menikmati shower. Selesai dengan
rambut yang masih basah dan masih
bertelanjang bulat, ayu keluar dari
kamar mandi. Aku sudah menyiapkan
makan seadanya. Ayu kupersilakan
minum dan makan sambil mengobrol,
dan diiringi lagu lembut. Setelah makan,
aku lalu memintanya duduk di
pangkuanku. Ayu menurut saja. Sambil
mengobrol, ayu kumanja dengan
belaian. Kuraih dagunya, dan kucium
bibirnya dengan hangatnya, ayu
mengimbangi ciumanku. selanjutnya
aku mulai meremas-remas lembut
toketnya, kemudian menelusuri antara
dada dan pahanya. ayu sadar bahwa
sesuatu yang dia duduki terasa mulai
agak mengeras. Ohh, langsung ayu
bangkit. Ayu bersimpuh di depanku,
kontolku sudah mulai ngaceng, walau
masih belum begitu mengeras. Kepala
kontolku sudah mulai sedikit mencuat
keluar dari kulupnya lalu diraih,dibelai
dan kulupnya ditutupkan lagi. sebelum
penuh ngacengnya langsung ayu
mengulum kontolku. Ayu memainkan
kulup ****** yang tebal dengan
lidahnya. Ditariknya kulup ke ujung,
membuat kepala kontolku tertutup
kulupnya dan segera dikulum,
dimainkan kulupku dengan lidahnya dan
diselipkannya lidahnya ke dalam
kulupku sambil lidahnya berputar
masuk di antara kulup dan kepala
kontolku. Enak rasanya. Tapi hanya bisa
sesaat, sebab dengan cepatnya
kontolku makin membengkak. aku mulai
menggeliat dan berdesis menahan
kenikmatan permainan lidahnya dan
membuat mulutnya semakin penuh.
“Mas hebat ya sudah ngaceng lagi, kita
lanjut yuk mas”, katanya yang juga
sudah terangsang. Aku makin tak tahan
menerima rangsangan lidahnya. Maka
ayu kuajak ke tempat tidur. kakinya
kutahan sambil tersenyum, kuteruskan
dengan membuka kakinya dan aku
langsung menelungkup di antara
pahanya. “Aku suka melihat memek
kamu yu” ujarku sambil membelai bulu
jembutnya yang lebat. “Mengapa?”
“Sebab jembutmu lebat dan cewek yang
jembutnya lebat napsunya besar, kalau
dientot jadi binal seperti kamu, juga
tebal bibirnya”. Aku terus membelai
jembutnya dan bibir memeknya.
Kadang-kadang kucubit pelan, kutarik-
tarik seperti mainan. Ayu suka
memeknya dimainkan berlama-lama,
ayu terkadang melirik apa yang
kulakukan. Seterusnya dengan dua jari
aku membuka bibir memeknya, ayu
makin terangsang dan makin banyak
keluar cairan dari memeknya. aku terus
memainkan memeknya seolah tak
puas-puas memperhatikan memeknya,
kadang kadang kusentuh sedikit i tilnya,
membuat ayu penasaran. Tak sadar
pinggulnya mulai menggeliat, menahan
rasa penasaran. Maka saat ayu
mengangkat pinggulnya, langsung
kusambut dengan bibirku. Aku
menghisap lubang memeknya yang
sudah penuh cairan. Lidahku ikut menari
kesana kemari menjelajah seluruh
lekuk memeknya, dan saat kujilat i
tilnya dengan ujung lidah, cepat
sekali menggelitik ujung i tilnya, benar
benar ayu tersentak. Terkejut
kenikmatan, membuat ayu tak sadar
berteriak.. “Aauuhh!!”. Benar benar
hebat dia terangsang, dan ayu sudah tak
tahan lagi. “Ayo dong mas, Ayu pingin
dientot lagi” ujarnya sambil menarik
bantal. Aku langsung menempatkan
tubuhku makin ke atas dan
mengarahkan ****** gedeku ke arah
memeknya. Ayu masih sempat melirik
saat aku memegang kontolku untuk
diarahkan dan diselipkan di antara bibir
memeknya. saat kepala kontolku telah
menyentuh di antara bibir memeknya,
ayu menahan nafas untuk
menikmatinya. setelah kepala kontolku
mulai menyelinap di antara bibir
memeknya dan menyelusup lubang
memeknya, pelan-pelan kutekan dan
aku mulai mencium bibirnya lembut.
Makin ke dalam. Ayu merapatkan
pahanya supaya kontolku tidak terlalu
masuk ke dalam. Aku langsung menjepit
kedua pahanya hingga terasa sekali
kontolku menekan dinding memeknya.
kontolku semakin masuk. Belum
semuanya masuk, aku menarik kembali
seolah akan dicabut hingga tak sadar
pinggulnya naik mencegahnya agar
tidak lepas. Beberapa kali kulakukan
sampai akhirnya ayu penasaran dan
berteriak-teriak sendiri. Setelah aku
puas menggodanya, tiba tiba dengan
hentakan agak keras, kupercepat
gerakan mengenjot hingga ayu
kewalahan. Dan dengan hentakan keras
serta digoyang goyangkan, aku
meremas toketnya dan menciumi
lehernya. Akhirnya ayu mengelepar-
gelepar. Dan sampailah ayu kepuncak.
Tak tahan ayu berteriak, terus. aku
menyerang dengan dahsyatnya, rasanya
tak habis-habisnya ayu melewati
puncak kenikmatan. Lama sekali. Tak
kuat ayu meneruskannya. Ayu
memohon, tak kuat menerima
rangsangan lagi, benar benar terkuras
tenaganya dengan orgasme
berkepanjangan. Akhirnya aku pelan-
pelan mengakhiri serangan dahsyatku.
Ayu terkulai lemas sekali, keringatnya
bercucuran. Hampir pingsan ayu
menerima kenikmatan yang
berkepanjangan. Benar-benar ayu tidak
menyesal ngen tot dengan aku, aku
dapat mengolah tubuhnya menuju
kenikmatan yang tiada tara. Kemudian
pahaku mulai kembali menjepit kedua
pahanya dan kurapatkan, tubuhku
menindihnya serta lehernya kembali
kucumbu. Ayu memeluk tubuhku yang
besar dan aku kembali meremas
toketnya. Pelan- pelan mulai
kuenjotkan kontolku. Kali ini ayu ingin
lebih menikmati seluruh rangsangan
yang terjadi di seluruh bagian tubuhnya.
Tanganku terus menelusuri permukaan
tubuhnya. Dadaku merangsang dadanya
setiap kali bergeseran mengenai
pentilnya. Dan ****** kupompakan
dengan sepenuh perasaan, lembut
sekali, bibirku menjelajah leher dan
bibirnya. Lama kelamaan tubuhnya yang
semula lemas, mulai terbakar lagi. Ayu
berusaha menggeliat, tapi tubuhnya
kupeluk cukup kuat, hanya tangannya
yang mulai menggapai apa saja yang dia
dapat. Aku makin meningkatkan
cumbuan dan memompakan kontolku
makin cepat. Gesekan di dinding
memeknya makin terasa. Dan
kenikmatan makin memuncak. Maka
kali ini lehernya kugigit agak kuat dan
kumasukkan seluruh batang kontolku
serta kugoyang-goyang untuk
meningkatkan rangsangan di i tilnya.
Maka jebol lah bendungannya, ayu
mencapai puncak kembali. Kali ini terasa
lain, tidak liar seperti tadi. Puncak
kenikmatan ini terasa nyaman dan
romantis sekali, tapi tiba tiba aku
dengan cepat mengenjot lagi. Kembali
ayu berteriak sekuatnya menikmati
ledakan orgasme yang lebih kuat, ayu
meronta sekenanya. dia menggigit
pundakku saat aku menghujani dengan
kenikmatan yang bertingkat-tingkat.
Sesaat aku menurunkan gerakanku, tapi
saat itu kubalik tubuhnya hingga ayu di
atas tubuhku. Ayu terkulai di atas
tubuhku. Dengan sisa tenaganya ayu
mengeluarkan kontolku dari memeknya.
Dan diraihnya batang kontolku. Tanpa
pikir panjang, ****** yang masih
berlumuran cairan memeknya sendiri
dikulum dan dikocok. Dan pinggulnya
kuraih hingga akhirnya ayu telungkup di
atasku lagi dengan posisi terbalik.
Kembali memeknya yang berlumuran
cairan jadi mainanku, ayu makin
bersemangat mengulum dan menghisap
sebagian kontolku. Aku memeluk
pinggulnya. Kuhisap i tilnya sambil ujung
lidahku menari cepat sekali. Tubuhnya
mengejang dan dia menjepit kepalaku
dengan kedua pahanya dan
dirapatkannya pinggulnya agar bibir
memeknya merapat ke bibirku. Ayu gak
bisa berteriak tapi karena mulutnya
penuh, dan tanpa sadar ayu menggigit
agak kuat kontolku dan
dicengkeramnya dengan kuat saat dia
masih menikmati orgasme. “Yu, aku
mau ngecret yug, di dalam memekmu
ya”, kataku sambil menelentangkan
ayu. “Ya, mas”, jawabnya. Aku menaiki
ayu dan dengan satu hentakan keras,
kontolku yang besar sudah kembali
menyesaki memeknya. Aku langsung
mengenjot kontolku keluar masuk
dengan cepat dan keras. Dalam
beberapa enjotan saja tubuhkupun
mengejang. Pantat dihentakkannya ke
atas dengan kuat sehingga kontolku
nancap semuanya ke dalam memeknya
dan akhirnya crot .. crot ..crot, pejunya
muncrat dalam beberapa kali semburan
kuat. Herannya, ngecret yang ketiga
masih saja pejuku masi keluar banyak.
Aku menelungkup diatasnya sambil
memeluknya erat2. “Yu, nikmat sekali
ngen tot sama kamu, memek kamu kuat
sekali cengkeramannya ke kontolku”,
bisikku di telinganya. “Ya mas, Ayu juga
nikmat sekali, tentu saja cengkeraman
memek Ayu terasa kuat karena ******
mas kan gede banget. Rasanya sesek
deh memek Ayu kalau mas neken
kontolku masuk semua. Kalau ada
kesempatan, Ayu dientot lagi ya mas”,
jawabnya. “Ya sayang”, lalu bibirnya
kucium dengan mesra.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar